Pengelolaan Buku Induk, Leger, Rapot, dan Penilaian Autentik
Submitted by admin on November 21, 2013 – 1:04 pm3 Comments | 8,029
Dari
hasil monitoring pelaksanaan kurikulum 2013 terhimpun data bahwa
sebagian sekolah belum dapat memfasilitasi guru melaksanakan penilaian
autentik, belum mengembangkan dokumen pengolahan data hasil penilaian
autentik, belum mendisain leger, dan belum mendisain dan mengisi buku
induk siswa. Buku induk siswa masih tertangguhkan penyelesaiannya.Masalah tersebut terkait pada permasalahan utama sekolah yang belum memastikan bentuk daftar nilai yang guru gunakan dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian. Sumber masalahnya utamanya adalah kepala sekolah belum mengembangkan sistem pengelolaan hasil penilaian autentik karena menunggu kepastian dokumen rapot.
Salah satu ciri khas pelaksanaan kurikulum 2013 adalah guru menghimpun data perkembangan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Untuk melaksanakan tugas tersebut, sekolah perlu memperhatikan beberapa hal penting, yaitu:
- Sekolah menetapkan kompetensi lulusan tingkat satuan pendidikan yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai bahan rujukan guru. Di sini sekolah diharapkan pada dua pilihan sederhana. SKL satuan pendidikan sama dengan ketentuan pada permendikbud 54 tahun 2013 atau sekolah menetapkan kriteria lebih unggul daripada itu sehingga SKL yang ditetapkan memiliki keunggulan khas satuan pendidikan.
- Memastikan bahwa SKL sekolah jaberkan ke dalam SKL tingkat mata pelajaran sehingga indikator kompetensi lulusan sesuai dengan SKL tingkat satuan pendidikan. Setiap mata pelajaran dapat menetapkan indikator kompetensi hasil belajar lebih tinggi daripada indikator mutu lulusan tingkat nasional.
- Setiap satuan pendidikan menetapkan dokumen daftar nilai siswa yang guru gunakan dalam penilaian autentik, menghimpun data hasil ulangan, maupun data nilai tugas. Penyeragaman format nilai pada tingkat satuan pendidikan akan memudahkan sekolah mengolah data hasil penilaian guru.
- Mengembangkan sistem dokumen nilai tingkat satuan pendidikan yang meliputi tiap mata pelajaran. Pengumpulan data dapat sekolah lakukan secara bertahap sehingga kepala sekolah dan dewan pendidik dapat melaksanakan pertemuan berkala untuk mengevaluasi perkembangan hasil belajar siswa yang meliputi seluruh mata pelajaran.
Dari kondisi seperti yang dideskripsikan di atas, dapat dihimpun sejumlah persoalan yang mengemukan menjelang akhir semester ganjil seperti di bawah ini:
- Bagaimana menilai autentik?
- Bagaimana sistem dokumen nilai autentik, hasil ulangan, nilai tugas dirumuskan?
- Bagaimana sekolah menghimpun dan mengolah data hasil penilaian?
- Bagaimana bentuk dan cara mengisi rapot?
- Bagimaan bentuk buku induk dan leger dibuat?
Penggunaan daftar nilai oleh guru akan menghasilkan data perkembangan hasil belajar pada tiap mata pelajaran yang meliputi sejumlah kompetensi dasar di sekolah menengah atau sub tema pada sekolah dasar. Nilai yang guru himpun sebaiknya menjadi bahan laporan dalam pertemuan berkala yang dipimpin oleh kepala sekolah dan selanjutnya diolah menjadi data perkembangan pencapaian belajar siswa.
Pada akhir tengah atau akhir semester, jika sekolah telah menggunakan sistem informasi untuk mengolah data capaian belajar siswa maka guru tidak dibebani lagi dengan pengolah nilai dengan data yang tidak dapat ditangani secara manual. Menghitung nilai pada ranah sikap dan keterampilan dapat diolah sebelum ulangan tengah atau akhir semester. Bahkan uraian capaian deskriptif dapat diolah dengan sistem yang sederhana seperti menggunakan excell.
Pengolahan data secara manual, apalagi diserahkan kepada guru seperti pada masa lalu akan menyebabkan penyelesaian leger, rapot dan buku induk terlambat. Oleh karena itu penggunaan teknologi mutlak diperlukan.
Persoalan pengisian buku induk sebenarnya dapat sekolah mulai dengan penggunaan perangkat komputer, tidak perlu ada penangguhan. Buku induk siswa dapat mengadopsi model buku induk sebelumnya yang memuat data siswa.Pada bagian data nilai siswa sekolah dapat mengembangkan format yang sama dengan model rapot yang sudah ada. Sekali pun ada perubahan format rapot dapat diduga bahwa data yang akan sekolah isikan tidak berbeda dari yang dihimpun sampai saat ini.
Oleh karena itu, pengelolaan buku induk, leger, data penunjang penunjang penulisan rapot tak perlu sekolah tangguhkan jika guru telah menghimpun data hasil penilaian autentik, ulangan, dan nilai tugas. Syaratnya sekolah telah memiliki sistem dokumen untuk menampung dan mengolah data yang guru himpun secara bertahap sehingga beban kerja guru dapat diperingan serta sekolah dapat mengevaluasi secara berkala perkembangan capaian hasil belajar siswa.